pEngHunI LuHur
Kamis, 25 April 2013
Sabtu, 16 Februari 2013
Paragraf Persuasif
Pengertian
Paragraf Persuasif/Persuasi
Pengertian Paragraf
Persuasif/Persuasi
Paragraf persuasif adalah suatu
bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai
dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Pengertian Paragraf Persuasif secara
umum
Paragraf persuasi adalah
paragraf/karangan yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan untuk
membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis. Agar
pembaca menjadi terpengaruh, maka penulis harus melampirkan bukti dan data-data
pendukung.
Dalam paragraf persuasi, terdapat
kata ajakan seperti ayo atau mari. Propaganda yang dilakukan oleh berbagai
lembaga, badan, maupun organisasi; iklan yang disampaikan dalam berbagai media
untuk menarik perhatian konsumen dan mempromosikan suatu produk adalah contoh
dari paragraf persuasi.
Kesimpualannya
Tujuan Paragraf Persuasif adalah membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh penulis.
Ciri - Ciri Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah jenis
paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan disertai
dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin
bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti
dan juga melaksanakan apa yang menjadi
ajakan dari ide tersebut.
Paragraf persuasi memang memiliki
banyak kesamaan dengan paragraf
argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah
ajakan.
argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah
ajakan.
Ciri-ciri paragraf persuasi :
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
- kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
- hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh Paragraf Persuasi
“Penggunaan
pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu
lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida
justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga
perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah
penggunaan pestisida secara berlebihan.”
lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida
justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga
perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah
penggunaan pestisida secara berlebihan.”
Kalimat
terakhir merupakan kalimat persuasif. Kalimat ini dimunculkan setelah penulis
mengemukakan penjelasan yang meyakinkan dalam kalimat-kalimat
sebelumnya (yang dicetak miring) , kemudian mengajak pembaca untuk
menghindari penggunaan pestisida secara berlebihan.
sebelumnya (yang dicetak miring) , kemudian mengajak pembaca untuk
menghindari penggunaan pestisida secara berlebihan.
Sistem
pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum
memenuhi harapan. Hal ini dapat
terlihat dari keterampilan membaca siswa
kelas IV SD di Indonesia yang berada
pada peringkat terendah di Asia Timur
setelah Philipina, Thailand,
Singapura, dan Hongkong. Selain itu,be rd as arkan
penelitian, rata-rata nilai tes
siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia,
Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-
anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini
disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana
pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar
kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu,
anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini
disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana
pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar
kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu,
Sumber : Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas SMA 1, Mariskan, BA, PT. Edumedia-Ipiems group
merupakan salah satu materi bahasa indonesia yang ada
samapai saat ini.Banyak siswa yang belum paham mengenai Contoh-contoh
paragraf persuarsi dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap pembahasan
materi tersebut.Sebelum kita melangkah ke contoh paragraf mari kita pahami dulu
pengertian paragraf persuarsi berikut ini :
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi
bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh, maka penulis harus melampirkan
bukti dan data-data pendukung. selengkapnya (baca : Contoh dan Pengertian Lengkap Paragraf
Narasi,Deskripsi,Eksposisi,Argumentasi dan Persuarsi )
Jika sudah anda baca dan pahami kita akan mulai beranjak ke contoh paragrafnya berikut ini.
Contoh Paragraf Persuarsi Tema Lingkungan
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia
untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan
memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan
tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh
sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan (Tema
Lingkungan 1).
Kita semua mengetahui bahawa kondisi
lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang
kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat
asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan
gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita
dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan
lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang
tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta (Tema
Lingkungan 2).
Pencemaran Sungai Ciliwung sudah
sangat parah dan dapat dikategorikan sebagai pencemaran tingkat berat. Rumah
tangga merupakan penyumbang terbesar sampah di Sungai Ciliwung. Jika kondisi
ini terus berlanjut, sejumlah daerah yang menggantungkan sumber air dari Sungai
Ciliwung dikhawatirkan akan mengalami krisis. Untuk itu, kesadaran untuk
menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara kuat kepada masyarakat. Jika
lingkungan terjaga maka kita jugalah yang akan diuntungkan (Tema Lingkungan
3).
Contoh Paragraf Persuarsi Lainnya
Masyarakat Hindu di Bali mempunyai upacara kematian yang sangat unik dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu hingga menunggu perlengkapan ngaben telah siap. Jika ingin melihat ritual yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat penting di abad ke-21 ini. Indonesia sebagai negara berkembang, masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa untuk membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Kata orang bijak, dengan seni, hidup ini menjadi bertambah indah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup menjadi mudah. Akan tetapi, yang membuat kita terarah adalah agama. Agama adalah kata kunci dalam kehidupan. Masyarakat Tarakan adalah masyarakat heterogen. Di sana ada pemeluk Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu. Marilah kita berjalan bersama karena Islam mengajarkan pentingnya hablum minanas. Dalam konteks kita sebagai mayoritas, marilah umat Islam menjadi suri teladan yang baik bagi umat agama yang lain.
Kita mewajibkan anak-anak muslim mengikut TK Al- Quran. Sebelumnya, guru-guru TK sudah diberikan insentif. Dulu besarnya Rp25 ribu per orang, sekarang sudah Rp100 ribu dan mudah-mudahan tahun ini bisa dinaikkan lagi. Begitu juga, madrasah-madrasah tsanawiyah, aliyah, dan lainnya kita bantu. Yayasan yang bersifat keagamaan marilah kita dukung. Ini semua dimaksudkan supaya masyarakat lebih berkiprah dalam memajukan pembangunan. Intinya, pemerintah harus mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat. Mulai dari peningkatan mutu pendidikan, kesejahteraan guru, pengelolaan air bersih, pelestarian lingkungan, hingga sarana dan prasarana transportasi.
Rekan-rekan yang saya cintai, marilah pertemuan ini kita petik hikmahnya. Silaturahmi kali ini hendaknya jangan dipergunakan sebagai pelampiasan pelepas rindu semata-mata. Namun, lebih dari itu, jadikan silaturahmi ini sebagai ajang persaudaraan untuk bersama-sama memikirkan, sumbangan apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
sELAMAT BELAJAR TEMANNN....
,,JANGAN LUPA COMENT YACHH..!!!
Senin, 11 Februari 2013
ALAT MUSIK TRADISIONAL LAMPUNG
hyyy,,,kembali lagi ama obinn,,he,,he,,elangsung adjh dech,,,siMak yEachh,,,:)
Serdam
yaitu alat musik
sebangsa suling yang terbuat dari bambu tipis berlubang empat(4), 3
di atas dan 1 (satu) di bawah, dudukan tiup di ujung dengan
resonansi persilangan udara pada kulit bambu.
Kerenceng
atau terbangan
yaitu alat musik
yang terbuat dari kayu (baluh) dan kulit kambing. Untuk menghemat
pemakaian dan untuk memeperkeras suara dipergunakan alat peregangkulit yang
terbuat dari rotan (sidak). Alat musik ini dipergunakan untuk mengiringi
vokal, baik dalam acara ngarak (buharak) dalam bentuk tabuh lama(butabuh) dan
mengiringi lagu-lagu dalam tubuh baru (diperbaru).
Sekhdap dan bekhdah
yaitu alat musik yang
hampir sama seperti terbangan, namun dalam bentuk yang besar (garis
tengah berukuran 40 cm s/d 100 cm).
Gambus
lunik atau Gambus anak buha
yaitu alat musik yang
terbuat dari kayu (baiknya kayu nangka)dan kulit, berdawai, bersenar. Alat
musik ini mengiringi lagu-lagu, baik berfungsi sebagai hiburan atau
sebagai musik pengiring tari.Alat musik gambus lunik ini merupakan
bukti langsung pengaruh kebudayaan Islam yang dibawa pedagang-pedagang
arab ke nusantara.
Gitar Tunggal
yaitu gitar yang
bersenar klasik yang dipergunakan untuk mengiringi lagu-lagu, baik
sebagai hiburan atau mengiringisebuah tarian.Berbeda dari lagu atau
petikan yang biasadidengar, gitar tunggal mempunyai lagu atau petikantersendiri
yang khas daerah Lampung.Alat musik inimerupakan bukti pengaruh kebudayaan
eropa terhadap budaya Lampung.
Cetik
cetik atau
Kulintang Pekhing yaitu alat musik yang terbuatdari bambu besar (betung),
lebih baik yang telah berumur 6(enam) tahun dan telah mati (Lpg : mati temegi).
Ruas bambu dibelah berukuran 5 x 30 cm, sedangkan untuk dudukan
(rancak) diberi lubang dengan lebar 7 dampai 10cm dan panjangnya 45 cm.
Minggu, 10 Februari 2013
kesenian tradisional daerah lampung
kesenian
khas daerah Lampung
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kesenian, keindahan, estetika, mewujudkan
nilai rasa dalam arti luas dan wajib diwakili dalam kebudayaan lengkap.
Kedwisatuan manusia yang terdiri atas budi dan badan tak dapat mengungkapkan
pengalamannya secara memadaidengan akal murni saja. Rasa mempunyai kepekaan
terhadap kenyataan yang tidak ditemukan oleh akal. Percobaan untuk memahami
persoalan hidup manusia dalam segala dimensinya tidak membawa hasil yang
memuaskan, selama itu terbatas pada pembentangan konsep-konsep. Kesenian merupakan salah satu dari
tujuh unsur kebudayaan universal. Kebudayaan merupakan “Keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan
dari hasil budi dan karyanya itu”. Itu berarti bahwa kesenian juga merupakan
hasil budi dan karya manusia.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kesenian berarti perihal seni atau
keindahan. Kesenian berasal dari kata dasar seni. Kata seni merupakan
terjemahan dari bahasa asing “Art” (bahasa Inggris) istilah “Art” sendiri
sumbernya berpangkal dari bahasa Itali, yaitu “arti”. Perkataan “arti” ini
dipergunakan pada zamannya untuk menunjukkan nama sesuatu benda hasil kerajinan
manusia pada masa perkembangan kebudayaan eropa klasik, yaitu pada zaman yang
dinamakan orang dengan sebutan Renaissance di Italia. Dari “arti” menjadi
“art”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi seni.
Selalu dihubungkan dengan perasaan keindahan.
Aristoteles melihat dalam kesenian indah
suatu perwujudan daya cipta manusia yang spesifik.
Fungsinya
yaitu untuk mengidealisasikan dan menguniversalkan kebenaran, sehingga
kebenaran itu menghibur, meriangkan hati dan mencamkan cita-cita mulia lebih
dalam daripada keyakinan rasional belaka. Keindahan menegaskan nilai menurut
cara khusus.
Yang indah didefinisikan sebagai baik (pulchrum:
quodvisum, auditum placet). Banyak kecenderungan insani dapat menerima nilai
indah. Sedemikian itu dibedakan dengan seni rupa(plastic arts) sebagai seni
lukis, seni pahat, seni bangunan, seni grafis, seni suara, seni tari, seni sastra
dan dramatik. Kriteria filsafat untuk apresiasi seni secara umum dirumuskan
sebagai kesesuaian setepat mungkin antara unsure ideo-plastik dan
fisio-plastik, artinya objek kesenian semakin indah sanggup mengekspresikan
secara serupa (fisioplastik) visi atau pemandangan orisinal mengenai suatu
nilai (ideoplastik).
Seni adalah sesuatu yang indah
yang dihasilkan manusia, penghayatan manusia melalui penglihatan, pendengaran
dan perasaan. Seni merupakan penjelmaan rasa indah yang terkandung jiwa
seseorang, dilahirkan dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk
yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihat (seni lukis)
atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).
B. Pengertian Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai
sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman,
musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk
memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha
bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional.
Menjadikan musik trasidional sebagai
perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh
pada sektor komersial umum. Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi
bagi peserta juga kepada masyarakat luas.
Istilah Musik berasal dari kata
Mousal dari bahasa Yunani, yaitu sembilan dewi yang menguasai seni, seni murni
dan seni pengetahuan. Tetapi, umumnya musik selalu dikaitkan dengan sejumlah
nada yang terbagi dalam jarak tertentu. Dalam istilah masa kini ada 2
jarak yaitu Diantoni dan Pentagonis. Jarak Pentagonis yaitu : jarak
yang memiliki jenis bunyi yang
kedengarannya seolah-olah alamiah, maka ia menjadi salah satu ciri khas bunyi
instrument tradisional, yang alatnya terbuat dan terbentuk dari bahan yang
tersedia di alam sekitarnya, seperti kayu, bambu, logam, tanduk, kulit hewan
dan lain sebagainya.
C. Teori Perubahan Kebudayaan dan Perkembangan Musik
Kebudayaan berubah seirama
dengan perubahan hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengalaman baru,
pengetahuan baru, teknologi baru dan akibatnyadalam penyesuaian cara hidup dan
kebiasaannya kepada situasi baru . Sikap mental dan nilai budaya turut serta
berkembang guna keseimbangan dan integrasi baru. Tidak semua perubahan berarti
kemajuan.
Perubahan disertai kritik,
konflik dan pembatalan nilai-nilai lama, lalu menyeleweng dari hasil yang telah
tercapai, ataupun membawa serta penghalusan
warisan kebudayaan dan peningkatan nilai-nilai. Perubahan yang paling
berharga terjadi di dalam masyarakat, di mana ketahanan mental rohani selalu
sanggup memperbaharui dirinya oleh daya kritik diri, refleksi dan daya cipta. Autokritik di hadapan nilai-nilai
objektif menjamin bahwa perubahan bersifat kemajuan.
Lapangan Autokritik itu
diisi baik dengan penemuan baru di dalam kebudayaan sendiri maupun dengan
sarana, ajaran dan sikap yang ditemukan dalam kebudayaan lain. Sedemikian
itulah kebudayaan berkembang dari dalam dan pengaruh dari luar. Perubahan atau
“culture dynamics” tidak selalu difahami atau dijelaskan oleh etnologi gaya
lama.
Teori evolusionisme menonjolkan dinamik asli, sedang diffusionisme mengasalkan segala perubahan dari pinjaman-pinjaman
Asing. Antropologi budaya belum bebas dari pengaruh diffusionisme. Jikalau
Herskovits menulis “the civilizational role of borrowing is fundamental culture
contact thus appears as the varitable yeast of history,” maka terlupalah
olehnya akan lingkungan kebudayaan sendiri, Di dalam kebudayaan barat timbulah
suatu akselerasi perubahan yang menggemparkan dari dalam.
Faktor-faktor kebudayaan
membentangkan interaksi dan interplay manusia dan alam yang begitu kompleks
itu. Alam sekitar mendorong manusia untuk memperkembangkan daya budinya dengan
akibat, bahwa dia sendiri menciptakan alam sekitarnya. Habitat dijadikan
ekosistem, bioma dijadikan masyarakat . Masalah itu dirumuskan begini : mengapa
manusia menghuni bumi kurang lebih 600.00 tahun lamanya, namun manusia mulai
menciptakan kebudayaan kira-kira 5000 tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan
Identitas dan budi cipta manusia dalam seluruh zaman itu agakny sama, jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan usaha untuk meneropong factor-faktor
kebudayaan. Masalah terjadinya dan berlangsungnya kebudayaan diteliti karena
mengandung arti bagi masa depan kebudayaan juga.
Degenerasi disebut sebagai
factor yang mengakibatkan suatu taraf
kebudayaan tertentu. Penganut-penganut faham degenerasi memandang
kebudayaan purba, yang asli, yang mendahului taraf kemerosotan kemudian sebagai situasi
keselarasan antara manusia dan alam. Dengan terciptanya keselarasan antara
manusia dengan alam maka dapat menimbulkan sebuah karya atau daya cipta yang
terbuat dari bahan alam yang terdapat di
sekitarnya.
Dalam sejarah kehidupan manusia, musik
merupakan bagian yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia
itu sendiri. Musik oleh manusia dijadikan
sebagai media untuk menuturkan sesuatu dari dalam jiwanya yang tidak mampu
dibahasakan melalui bahasa konvensional.
Seni musik merupakan bagian dari proses kreatif manusia dalam
mengolah bunyi-bunyian yang tercipta oleh alam. Unsur bunyi alam seperti suara
unggas, denting kayu, gesekan bambu, rintik hujan dan sebagainya, diolah ke
dalam bentuk instrumen musik yang tercipta dari tingkat ketrampilan dan
pemahaman seniman tentang keselarasan bunyi instrumen dengan ritme kehidupan
alam lingkungan sekitarnya. Asal-usul tentang bunyi instrumen
musik menurut para ahli dilahirkan dari segala upaya manusia meniru suara alam.
Usaha manusia dalam keadaan seseorang diri terekam dalam kondisi lingkungannya
yang diam, sepi dan membungkam. Saat itu manusia merasakan kekosongan batin dan
kesendirian dirinya. Suasana ini dapat terjadi ketika berada di kebun malam
hari, dalam perjalanan, menghadapi masalah pelik, berada dalam transisi jenjang
kehidupan biologis, harga diri yang terluka, kedukaan dan suasana spikologis
lainnya. Lahirnya musik tradisional tidak
secara spontan. Bunyi-bunyian tercipta dari upaya manusia dalam meniru suara
alam, suara bintang, kicauan burung, deru angin dari gesekan yang terjadi
dari dalam pohon dan sebagainya. Dengan latar belakang penciptaan yang sama,
beberapa alat musik yang tercipta memiliki banyak kesamaan, baik dari bahan,
cara pembuatan, bentuk dan cara memainkannya. Kesamaan instrumen yang
dihasilkan menunjukkan adanya kontak antar kelompok masyarakat. Perkembangan selanjutnya, manusia melalui musik
menggunakan bahan-bahan kayu dan bambu sebagai alat musik. Musik terdapat dalam setiap kebudayaan. Musik pada awalnya juga dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan sakral dan upacara-upacara yang berhubungan dengan
kepercayaan dan adat. Musik dipergunakan sebagai sarana untuk membangkitkan
semangat, menyemarakkan suasana, mengiringi gerak tari dan sebagai media
kesurupan (trance).
Di daerah Lampung musik
dipergunakan untuk penobatan raja, menyambut tamu kehormatan, acara perkawinan, perayaan kemenangan dan
lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya,
seni musik juga berkembang sebagai bentuk seni pertunjukan dengan sasaran
hiburan semata-mata.
Sedangkan pemanfaatnya ada yang
semata-mata untuk tujuan menghasilkan bunyi-bunyian, sebagai tanda tertentu
ataupun sebagai pengiring lagu, syair dan tari. Alat musik
dalam menghasilkan bunyi dipraktekkan dengan ditiup, dipukul, digesek
dan dipetik. Di Lampung, musik tradisional juga dipengaruhi oleh
unsur-unsur kebudayaan Arab,India,barat dan Cina . Sebagai contoh, setelah
datangnya pengaruh Arab muncul kesenian yang menggunakan rebana dengan
menyenandungkan syair-syair keagamaan. Kemudian berkembang musik gambus untuk
mengeringi lagu-lagu, tari maupun instrumental. Musik gambus ini selain
menggunakan alat musik petik, juga dimainkan alat-alat musik lain seperti
gendang yang merupakan
peradaban dari pengaruh India, juga menggunakan biola, terompet dan accordion
yang merupakan pengaruh barat, serta tawa-tawa dan
seruling dari pengaruh Cina.
Oleh karena itu dalam tulisan ini
mencoba memperkenalkan kembali alat-alat musik tradisional
Lampung yang masih eksis maupun yang hampir punah untuk dikembangkan kembali
serta dihayati karena ini merupakan suatu warisan yang harus tetap dijaga dan
dipelihara kelestariannya. yang nantinya bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
D. Permasalahan
Dari uraian Latar belakang tersebut, penulis
merumuskan permasalahan yang ada, yaitu : APA SAJAKAH JENIS ALAT MUSIK DAERAH
LAMPUNG ?
E.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
menggunakan metode dan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.Observasi
Yaitu dengan
cara melakukan pengamatan langsung dan mencatat hal-hal yang tekait dengan
karya tulis.
2.Pustaka
Yaitu
data yang di peroleh dari media Internet, buku tentang alat musik Lampung.
F.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui jenis alat musik apa saja
yang ada di Daerah Lampung.
2. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan musik Lampung.
3. Untuk mengetahui kondisi atau keadaan musik
Lampung.
4. Untuk menambah wawasan para pembaca tentang jenis alat musik Daerah
Lampung.
5. Serta
untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Seni Budaya.
BABII
PEMBAHASAN
A. Kulintang
Kulintang adalah nama alat musik tradisional Lampung yang dipergunakan
sebagai pengiring dalam tarian adat. Pada awal perkembangannya sekitar pada
abad ke 4 SM musik ini dibuat dari bahan bambu. Akan tetapi sekarang musik
kulintang tersebut sudah mempergunakan beberapa alat musik gamolan sebagai
penggantinya. Kulintang disebut sebagai musik tradisional bukan saja karena
alat-alat musiknya yang masih sederhana, maupun jenis-jenis lagunya, tetapi
kulintang merupakan warisan nenek moyang kita.

Musik Kulintang dipakai oleh setiap Suku Lampung. Hanya saja sebutan
terhadap musik ini bagi setiap daerah berbeda-beda. Seperti Gamolan di daerah
Liwa, Belalau di Kota Agung, Kakhumung di daerah Lampung Utara bagian timur
(Sukadana, Gunung Sugih, Labuhan Maringgai, Kota Bumi dan Menggala). Walapu
namanya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya sama. Persamaan ini terletak pada
instrument musik, lagu dan tema lagu serta fungsinya. Musik ini
sangat erat hubungannya dengan adat dan Agama (Islam), umumnya monoton dan
non-diantonis.
B. Bangsa lain yang mempengaruhi terciptanya musik Lampung

Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki
beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis tradisional hingga modern (musik
modern yang mengadopsi kebudayaan musik global). Adapun jenis
musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik
ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Jenis musik ini
merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan
festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional
tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau, contohnya
adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk
mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi
pariwisata.
Alat musik khas Lampung, segera didaftarkan untuk
mendapat pengakuan internasional dari United Nations Educational, Scientific,
Cultural Organization (UNESCO). Alat musik dari bambu ini juga diupayakan
mendapat hak kekayaan intelektual atau Haki dari Kementerian Hukum dan HAM.
Anggota Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kota
Bandar Lampung Fajar Ramadhan Muchtar, mengatakan target utama dimunculkannya
alat musik gamolan ini untuk mengenalkan ke publik dan mendapat
pengakuan dari lembaga internasional.
C.
Seni musik Lampung Pesisir
Seni
musik Lampung Pesisir lebih dikenal dengan nama musik Gambus, seperti halnya
seni musik Lampung pepadun. Keduanya merupakan seni musik mendominasi kesenian
Lampung Saibatin terutama di Daerah Pesisir baik untuk acara seremonial dan
upacara Adat. Menurut perkiraan, seni musik Gambus dibawa oleh masyarakat
Banten. Sekelompok orang ini adalah seniman musik yang datang ke Lampung untuk
menyebarkan Agama Islam untuk pertama kalinya. Seni musik Gambus digunakan
sebagai media untuk memudahkan komunikasi dengan penduduk asli agar kesadaran
tersendiri untuk memeluk Agama Islam.
Seni
musik Gambus dimainkan dalam bentuk orkestra (orkestra gambus). Instrumen pokok
yang digunakan satu diantaranya adalah terbang. Pada seni vocal, musik lebih
berfungsi rekreatif yaitu menghibur diri, melepas kebosanan hidup, pembangkit
semangat dan mungkin sebagai protes mengenai ketidakadilan.
D. Sejarah Gamolan
Menilik Gamolan
sebagai sebuah instrumen musik tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang
Peradaban Sekala Brak sebagai salah satu produk budaya dari Peradaban Sekala
Brak Kuno. Gamolan sebagai sebuah instrumen musik telah menyertai Peradaban
Sekala Brak sampai saat ini dalam aspek Seni dan Tradisi.
Gamolan Lampung telah diteliti oleh
Prof Margaret J Kartomi dan dicantumkan dalam bukunya “Musical Instruments
of Indonesia” yang diterbitkan oleh Indonesian Art Society Association With
The Department of Music Monash University, 1985. Prof Margaret J Kartomi adalah
seorang Profesor Musik dari Monash University Australia yang telah menggeluti
musik Gamolan selama lebih dari 30 tahun, Ia datang ke Lampung Barat pada 1982.
Dalam bukunya Prof Margaret
menyebutkan bahwa Gamolan berasal dari Liwa daerah pegunungan dibagian barat
Lampung, “A Gamolan origin from Liwa in the montainous nortwest area of
Lampung”. Hipotesa yang menyatakan bahwa seperangkat Orkestra Gamelan Jawa
adalah berasal dan merupakan pengembangan dan perkembangan dari Gamolan Lampung
juga sangat kuat dan mempunyai alur yang jelas. Setidaknya ada tiga hal yang
menguatkan hipotesa ini, yang pertama adalah bahwa “hal yang relatif sederhana adalah merupakan Peradaban awal dan adalah
permulaan dari pengembangan hal yang lebih rumit dan kompleks”.

Yang kedua
secara etimologi dalam konteks nama relatif tidak berubah dari Gamolan
[Lampung] menjadi Gamelan [Jawa], yang ketiga Gamolan Lampung dibawa ke Pulau
Jawa dan bermetamorfosa sedemikian rupa menjadi seperangkat Orkestra Gamelan
Jawa, Gamolan Lampung dibawa kepulau Jawa saat Sriwijaya menguasai Nusantara
termasuk Jawa. Gamolan Lampung terpahat dalam relief di Candi Borobudur [Abad
ke 8 M].
Candi Borobudur sendiri dibangun oleh Dinasti
Syailendra Sriwijaya, sekelompok orang yang membuat Candi Borobudur juga adalah
orang Lampung. Sriwijaya sebagai sebuah Kerajaan Maritim terbesar diAsia
Tenggara mempunyai perjalanan Sejarah yang panjang dan pertautan yang sangat
erat dengan Sekala Brak Kuno.
Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri
Jaya Naga seorang Raja Budhist dari Ranau Sekala Brak, Pendiri Sriwijaya ini
dijuluki Syailendravarmsa atau Raja Pegunungan, hal ini didukung oleh pendapat
para ahli dan Sejarawan sebagaimana yang diungkapkan oleh Lawrence Palmer
Briggs dalam “The Origin of Syailendra Dinasty” Journal of American
Oriental Society Vol 70, 1950, Lawrence menyatakan bahwa “Sebelum Tahun 683
Masehi Ibu Negeri Sriwijaya terletak didaerah pegunungan agak jauh dari
Palembang, tempat itu dipayungi oleh dua Gunung dan dilatari oleh sebuah Danau.
Itulah sebabnya Syailendra dan Keluarganya disebut Raja Pegunungan”, jelas
bahwa dua Gunung yang dimaksud oleh Lawrence adalah Gunung Pesagi dan Gunung
Seminung, sementara Danau yang dimaksud adalah Danau Ranau.
Setelah perpindahan dari Sekala
Brak, Sriwijaya setidaknya tiga kali berpindah Ibu Negeri yaitu Minanga
Komering, Palembang dan Darmasraya Jambi, namun demikian para Sejarawan juga
ada yang berpendapat bahwa Patthani diselatan Thailand adalah Ibu Negeri Terakhir
Sriwijaya. Secara etimologi Gamolan berasal dari kata Gamol yang artinya
Gemuruh atau Getar yang berasal dari suara bambu dan menjadi Gamolan
yang artinya Bergemuruhan atau Bergetaran, sementara Begamol artinya
Berkumpul.
Gamolan pada awalnya merupakan
instrumen tunggal yang konon dimainkan dan yang menemani seorang Mekhanai
Tuha atau Bujang Lapuk, yang menetak Pekhing Mati Temeggi atau
tunggul bambu tua tegak yang sudah lama mati. Gamolan yang
merupakan instrumen xilophone yang berasal dari Sekala Brak ini, dideskripsikan
oleh Prof Margaret J Kartomi dalam “Musical Instruments of Indonesia”.
Gamolan terdiri dari delapan lempengan
bambu dan memiliki kisaran nada lebih dari satu oktaf, lempengan bambu tersebut
diikat secara bersambung dengan tali rotan yang disusupkan melalui sebuah
lubang yang ada disetiap lempengan dan disimpul dibagian teratas lempeng.
Penyangga yang tergantung bebas diatas wadah kayu memberikan resonansi ketika
lempeng bambunya dipukul oleh sepasang tongkat kayu, Gamolan memiliki tangga
nada 1 2 3 5 6 7, dua orang pemain duduk dibelakang alat musik ini salah satu
dari mereka memimpin [Begamol] memainkan pola pola melodis pada enam
lempeng, dan yang satunya [Gelitak] mengikutinya pada dua lempeng
sisanya, lempeng lempeng pada Gamolan distem dengan cara menyerut punggung
bambu agar berbentuk cekung, Gamolan dimainkan bersama-sama dengan sepasang
gong [Tala], drum yang kedua ujungnya bisa dipukul [Gindang] dan
sepasang simbal kuningan [Rujih].
Pergeseran istilah instrumen musik
ini dari Gamolan menjadi Cetik, konon karena tampilan suara yang dihasilkan
oleh Gamolan sehingga akhirnya Gamolan juga dijuluki sebagai Cetik. Namun
karena Cetik juga merupakan suatu nama tarian disalah satu Daerah Lampung
sehingga pemerintah mengambil jalan tengah bahwa nama Gamolanlah yang pas untuk
musik bambu ini,agar tidak menimbulkan perselisihan antar wilayah bagian di
Lampung. Pergeseran istilah ini terjadi pada sekitar tahun 2010an, demikianlah
penyebutan Gamolan akhirnya menjadi
lumrah dan menjadi sebutan yang umum bagi Gamolan bahkan dalam penulisan
sekalipun seperti dalam penulisan Buku Pelajaran Muatan Lokal untuk Provinsi
Lampung, namun demikian beberapa Peneliti dari Taman Budaya Provinsi Lampung
menyebut instrumen musik ini sebagai Kulintang. Demikianlah dinamika Gamolan
dalam istilah dan penyebutan, karenanya Penulis sepakat untuk kembali menyebut
Gamolan, bagi instrumen musik ini karena terkait dengan sejarah panjang serta
fungsi dan peranan Gamolan dalam tradisi Masyarakat Adat Sekala Brak sebagai
origin dari Gamolan Lampung. Belum jelas seperti apa tepatnya informasi yang
menyatakan bahwa Way Kanan juga merupakan origin dari Gamolan Pekhing ini,
namun sepertinya alasan politis dan kepentingan lebih berperan disini.
Walaupun sebagian besar Etnis
Lampung dari berbagai Buway dan Marga dari setiap Konfederasi Adat memiliki
Tambo Sejarahnya masing masing dan mengakui bahwa Puyang Ulun Lampung berasal
dari dataran tinggi Sekala Brak dikaki Gunung Pesagi. Namun demikian tidak ada
“Origin Bersama” dari sebuah Produk Kebudayaan, Keris misalnya walaupun telah
menjadi salah satu Produk Kebudayaan besar Nusantara dan telah menjadi Produk
Budaya dan Tradisi bukan saja Jawa tapi juga Bali, Sasak, Sunda, Bugis bahkan
Melayu namun tidak dapat dipungkiri bahwa Keris adalah produk dari Kebudayaan
Jawa yang merupakan daerah originnya. Demikianlah apapun dan bagaimanapun
dinamika dari sebuah Kebudayaan, namun Sejarah dan Istilah harus diluruskan
karena berkaitan dengan Tradisi, Falsafah dan perjalanan panjang Sejarah dan
Peradaban dari sebuah Suku Bangsa.
E.
Instrumen Musik Tradisional Koleksi Musium Lampung
Jenis
Aerophone
Instrumen musik Aerophone Koleksi Museum Lampung yang khas
adalah seruling/ serdam dan terompet. Kedua alat musik ini dapat disatukan
secara tunggal dan orkestra. Sebagai instrumen tunggal, ia lebih berfungsi
sebagai pengiring seni Vokal. Dalam orkestra, kedua alat musik ini merupakan
bagian dari instrumen untuk upacara adat, keagamaan dan tari-tarian.
1. Seruling/ Serdam
Seruling/ Serdam adalah sejenis alat
musik tiup menyerupai seruling. Musik ini berfungsi untuk mewujudkan perasaan
rindu dendam atau cinta kasih dan juga perasaan sedih dikalangan bujang gadis.
Alat musik ini tidak boleh dibunyikan pada tempat dan waktu
sembarangan terutama pada waktu musibah atau kematian.
Alat musik ini kadang dipergunakan
secara pribadi sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk
bunyi-bunyian/ melantunkan lagu-lagu, kadang juga dipergunakan dalam suatu
kelompok musik (misalnya : musik Gambus, Melayu, Rebana/ Qosidah, Hadrah dan
lain-lain).

Asal-usul
suling secara pasti tidak diketahui, namun ada sebuah indikasi bahwa untuk
membuat suling disebut bambu cina, dari sini dapat dijadikan acuan, kemungkinan
alat musik ini ada di Daerah Lampung dibawa oleh para pedagang Cina yang memang
sudah mengadakan hubngan dagang dengan masyarakat Lampung sejak awal abad
Masehi. Serdam terbuat dari bambu yang panjangnya kurang lebih 50cm.
Konstruksinya
seperti seruling dengan jumlah lubang nada
5 yaitu :
1. Lubang untuk meniup
2. Lubang nada ( 3 lubang )
3. Lubang interval ( lesoknya di bawah
)
Teknik
pembuatannya harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
1. Rumpun bambu harus tumbuh dekat air
yang mengalir, sampai beberapa pucuk bambu tersebut ada yang mengenai air.
2. Ambil tujuh batang bambu yang
pucuknya menyentuh air dan setiap batang diambil satu ruas yang terbaik.
3. Ketujuh ruas pilihan tadi
dihanyutkan bersama-sama di tenga-tengah arus air dan yang paling dahulu hanyut
itulah yang diambil.
4. Pembuatan lubang harus dilakukan
pada malam jum’at dan harus menunggu elang berbunyi.
5. Seusai dilubangi,serdam itu
diletakan di atas makam bujang gadis selama tujuh hari tujuh malam.
2. Terompet
Terompet adalah alat musik tiup
terbuat dari kayu dan kuningan. Terdiri dari corong (dari kuningan) bagian
tangkainya kayu bulat bagian dalamnya berlubang (seperti suling) dan bagian
ujungnya untuk meniup (tempat mulut) terbuat dari tempurung kelapa.

Cara menggunakannya : mulut
ditempelkan pada tempurung, jari-jari dimainkan pada permukaan terompet yang
ada lubangnya sesuai nada yang dikehendaki. Alat music ini pada umumnya
dipergunakan oleh masyarakat Lampung bersama dengan gendang dan gong/gender untuk
mengiringi tarian pencak silat, alat ini diperkirakan berasal dari Jawa.
Jenis
Chardophone
Instrument musik Chardopohne yang berdawai berupa gambus.
Gambus yang dimainkan tunggal diiringi syair rakyat Lampung yang mengungkapkan
nasehat dan keagamaan. Gambus adalah salah satu alat musil petik, bentuknya
sepeti mandolin senarnya berjumlah tujuh buah. Alat musik ini merupakan salah
satu bagian dari unit musik gambus. Gambus yang terbuat dari kayu dan kulit
binatang (kambing). Cara membuatnya sepotong kayu ( sesuai dengan yang
dikehendaki ) dibentuk sedemikian rupa.
Pada bagian tertentu dibuat rongga, dan kemudian ditutup
dengan kulit binatang( kambing ), pada bagian atas dibuat lubang untuk tempat
mengait atau menyetel senar, begitu juga dengan bagian permukaan kulit diberi
potongan kayu.
Asal-usul alat musik gambus diperkirakan daerah assyira,
yang kemudian berkembang ke Wilayah Asia Tengara. Alat musik ini masuk Daerah
Lampung diperkirakan dibawa oleh orang-orang dari Daerah Banten yang
menyebarkan agama Islam di Daerah Lampung. Sedangkan bentuk gambus yang
sekarang banyak kita jumpai dimungkinkan sudah merupakan perpaduan (akulturasi)
dari Persia, Mandola dari Arab serta Vehuela dari Spanyol.
1.
Gambus Lunik
atau Gambus anak buha
Gambus
Lunik adalah alat musik yang terbuat dari kayu (baiknya kayu nangka)dan kulit,
berdawai, bersenar. Alat musik ini mengiringi lagu-lagu, baik berfungsi sebagai
hiburan atau sebagai musik pengiring tari. Keberadaan alat musik
gambus adalah salah satu yang menarik dicermati, menurut para ahli, seperti
Kurt Sachs, Hornbostel, Kunst, Farmer dan lain-lain, setelah mengadakan
perbandingan-perbandingan dalam penelitian etnomusikologis meliputi wilayah
Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Indonesia, berpendapat bahwa instrumen gambus
tersebut berasal dari Arabia.
Masuknya
musik dan alat musik gambus ke daerah-daerah di Indonesia, bersamaan
dengan masuknya pengaruh Islam ke daerah yang bersangkutan, sehingga warna
musiknya pun bernafaskan Islam dengan syair berbahasa Arab.

Dalam perkembangannya, musik gambus
juga diperkaya dengan syair berbahasa Melayu dan India di samping juga
membawakan lagu-lagu daerah dengan berbagai ragam variasi dalam jumlah
kelengkapan alat musiknya. Akhimya, tidak jarang kita menemukan di
pelosok-pelosok, sebuah orkes kecil mempergunakan instrumen bernama gambus,
atau tiruan dari gambus dengan lagu-lagu dalam bahasa daerah. Apa yang dimaksud
dengan musik gambus bagi masyarakat Lampung Pesisir adalah seperti nyanyian
solo dengan iringan instrument yang disebut oleh ulun lampung adalah gambus
balak ( besar), ada beberapa istilah ulun lampung untuk menyebut bagian-bagian
gambus, seperti hulu atau kepala untuk menyebut head pegs, cuping atau kuping
untuk menyebut bagian pegs, galah atau leher untuk menyebut bagian neck, betong
atau perut untuk menyebut bagian tabung resonator, dan putt untuk menyebut
bagian capping strip. Dalam sebuah lagu, umumnya si pemain gambus merangkap
sebagai penyanyi.
Lagu atau nyanyian dengan iringan
gambus lampung semacam ini disebut dengan “ peting gambus tunggal ” atau gambus
klasik. Sedikitnya ada dua macam bentuk kresi dalam musik gambus yang dimaksud,
yaitu pertama, penambahan instrument lain seperti rebana ataupun biola, kedua,
penggabungan gambus dengan instrument combo band dan ketipung yang memainkan
irama dangdut ataupun orkes melayu. Keberadaan dan perkembanganya di daerah
Lampung bertumbuh subur pada masyarakat Peminggir yang melingkupi kabupaten
Lampung barat, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran dan sekitarnya. Terbukti
banyaknya kesenian dan lomba lomba gambus pada perhelatan festival ataupun
event lainnya, sekitar tahun 90-an masyarakat Lampung Barat khusunya masyarakat
liwa, batu brak, belalau, krui terdapat banyak group orkes gambus dari tiap
pekonnya walau kini sulit dijumpai. Pada tahun 2006 masih dapat disaksikan
lomba orkes gambus antar kecamatan pada event Festival Teluk Stabas Lampung
Barat, namun mulai tahun 2007 hingga penyelenggaraan tahun lalu perlombaan
tersebut sudah tidak ada lagi.
Jenis
Idiophone
Instrumen
musik Idiophone yang terbuat dari bahan kayu/bambu, logam campuran dan perunggu adalah Gamolan, Ghujih, Talo
balak,Bended dan Canang. Gamolan Alat musik pukul terbuat dari bambu, berbentuk
persegi panjang. Berjumlah enam buah dengan ukuran dari kecil membesar, disusun
dalam satu wadah kayu.
Cara menggunakannya dipukul dengan stik kayu (tak ada
ketentuan yang pasti). Alat musik ini biasanya dipergunakan secara pribadi
sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk bunyi-bunyian dengan
lagu-lagu. Keberadaan alat musik ini di Daerah Lampung diperkirakan pengaruh
dari luar.
Instrumen musik yang terbuat dari bahan logam (metalophone)
berupa :
1. Ghujih
Ghunjih adalah alat musik pukul
terbuat dari perunggu (kuningan, tembaga dan besi).

Bentuknya bulat, bagian tengahnya luar
ada yang menonjol ke luar ditengahnya terdapat lubang tempat mengaitkan tali
untuk pegangan. Ghujih terdiri dari dua buah cara menggunakannya dengan cara
memukulkan yang satu dengan yang lain. Ghujih merupakan salah satu bagian dari
unit musik kulintang. Dalam fungsi instrumen ghujih berfungsi sebagai pemangku
irama yang menguatkan irama musik kulintang. Adapun asal usul jenis alat musik
ini secara pasti belum dketahui diperkurakan berasal dari jawa (kecrek/keprak).
2. Gung/Talo Balak
Gung/ Talo Balak adalah alat musik pukul yang terbuat dari
logam campuran (kuningan, tembaga dan besi). Gung merupakan salah satu bagian
dari unit musik kulintang /kelintang.
Gung yang terdapat di daerah lampung tak ada bedanya dangan
gong di daerah lain di indonesia, kemungkinan yang berbeda adalah ukurannya.

Cara penggunaannya, gung digantung pada tiang gantungan
terbuat dari kayu biasanya diberi hiasan ukir-ukiran, posisi bagian yang
dipukul saling berhadapan (dua buah) yang satu lebih besar dari yang
lain. Fungsi gung dalam musik kulintang adalah sebagai finalis. Asal-usul gung
secara pasti belum diketahui, diperkirakan berasal dari jawa.
- Bende

Bende adalah alat musik pukul
terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi). Bentuknya seperti
gung hanya ukurannya lebih kecil. Bende digantung pada kayu (Lpg:Atcak) seperti
gung dan merupakan salah satu bagian dari unit musik kulintang. Dalam fungsi
instrumen, bende adalah pemangku irama.
Keberadaan alat musik ini di Daerah
Lampung secara pasti tidak ketahui, sebagai perangkat musik kulintang yang
lain, kemungkinan juga didatangkan dari daerah lain (dari Jawa).
- Petuk / Canang
Petuk/Canang adalah alat musik pukul
yang terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi). Bentuknya
seperti kulintang. Petuk/Canang terdiri dari 3 buah disusun dalam wadahkayu
(biasanya dihias dengan ukiran). Petuk/Canang merupakan salah satu bagian dari
unit musik kulintang. Dalam fungsi instrumen petuk/canang adalah sebagai
pemangku irama.
Keberadaan alat musik ini di Daerah
Lampung secara pasti tidak diketahui. Kemungkinan juga didatangkan dari daerah
luar Lampung (dari Jawa).
Jenis Membranophone
Instrumen musik Membranophone yang menghasilkan bunyi musik dari selaput
yang bergetar adalah :
- Terbang/rebana

Terbang adalah alat musik tabuh yang
terbuat dari kayu bulat, bagian bawah mengecil pada bagian dalam berlubang,
permukaan yang lebar ditutup dengan kulit binatang yang dijalin dengan rotan,
bagian luar terdapat pasak kayu yang berfungsi untuk mengencangkan kulit
terbang.
Terbang merupakan bagian musik
gambus biasanya terdiri dari 2 buah yang satu lebih besar dari yang lain.
Keberadaan musik ini di daerah lampung berhubungan erat dengan pengaruh
kebudayaan Islam, ada kemungkinan juga pengaruh dari India
- Gendang/Gender
Gendang/Gender adalah sejenis alat
musik pukul, terbuat dari bahan bulat (yang mempunyai bentuk dari besar
mengecil), dilubangi bagian tengahnya kemudian kedua sisi yang berlubang
ditutup dengan kulit binatang (kambing, menjangan atau sapi) dikait dengan
rotan. Pada bagian permukaan kayu juga berfungsi mengencangkan kulit untuk
menyetel suara. Cara memainkan gendang dipukul dengan tangan, dengan posisi
permukaan yang kecil berada di sebelah kanan dan yang lebar berada di sebelah
kiri. Gendang adalah alat musik yang dimainkan bersama-sama dengan kulintang
atau dengan dua buah gong untuk mengiringi pencak silat. Dalam instrument musik
kulintang gendang berfungsi sebagai pamurba/pemimpin irama. Gendang
diperkirakan dari Daerah lain yaitu berasal dari Jawa.
Alat-alat musik tradisional Lampung
telah menjadi salah satu ciri identitas etnis Lampung. Penetapan alat musik
tradisional dimulai dari keputusan musyawarah bersama antara, masyarakat
Lampung, tetua adat, dan para budayawan Lampung. Instrumen musik tradisional
Lampung harus berkembang dan dilestarikan sebagai simbol kebesaran etnis
Lampung yang kaya akan kreasi seni musik dan kehidupan kesenian masyarakat
Lampung.
3.
Sekhdap dan bekhdah
Yaitu
alat musik yang hampir sama seperti terbangan, namun dalam bentuk
yang besar (garis tengah berukuran 40 cm s/d 100 cm).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
informasi yang telah saya peroleh, saya dapat menyimpulkan bahwa kumpulan alat musik warisan budaya
merupakan bukti material manusia, alam dan lingkungannya yang bernilai sejarah,
ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Kumpulan instrument musik tradisional sebagai
bagian dari koleksi Museum Lampung merupakan benda budaya sebagai bukti
eksistensi kehidupan kesenian terutama seni musik di Daerah Lampung.
Demikian penelitian ini dibuat
semoga dapat memberikan hasil yang baik dan bermanfaat bagi pengembangan informasi
tentang seluruh aspek seni musik tradisional Lampung.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang
jenis alat musik daerah Lampung ini, semoga kita semua bisa benar-benar
memahami tentang apa yang seharusnya kita lakukan sebagai masyarakat Lampung.
Sehingga, jika ada jenis alat musik yang belum kita ketahui dapat kita pelajari
lebih dalam lagi. Begitu juga sebaliknya, jika ada jenis alat musik yang telah kita ketahui
hendaknya sebagai masyarakat Lampung sekaligus generasi penerus, sudah sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
untuk melestarikannya dengan cara menyalurkan ilmu yang telah kita dapat ke
pada generasi selanjutnya. Dengan demikian, daerah Lampung akan maju dan semua
musik Lampung dapat terjaga kelestariannya .
DAFTAR PUSTAKA
http://obinblogger.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)